Kamis, 25 Februari 2021

Baju Koko, Warisan Cina dan Sunan Kalijaga

 


Sebagai muslim, kita sudah mengenal baju koko sebagai pakaian wajib ataupun identitas umat muslim laki-laki di Indonesia. Baju koko dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari, pakaian untuk sembahyang, tak jarang pula digunakan sebagai seragam suatu instansi di hari tertentu. Penggunaan baju koko juga merebak ketika bulan ramdhan hingga lebaran, karena suasana islami lebih menghiasi bulan suci tersebut. Imbasnya, permintaan baju koko pun melonjak ketika bulan suci ramadhan.

Asal mula baju koko digunakan di Indonesia terinspirasi dari baju tradisional bangsa Tionghoa yang tinggal di Indonesia. Jadi, baju koko bukan asli dari gaya berpakaian masyarakat Indonesia. Baju koko merupakan baju tradisional secara turun menurun dari masyarakat Tionghoa yang dikenal dengan Tui-Khim dan masyarakat Betawi mengenalnya dengan nama baju Tikim (bukaan di tengah dengan lima kancing) dan dipadukan dengan celana batik.

Baju koko memang berasal dari Cina. Baju tui-khim ada kaitannya dengan Islam di tanah Melayu yang kemudian dimodifikasi. Adopsi dari masyarakat Tionghoa karena ada konsep tanpa kancing, atau bungsel pala capung. Baju tui-khim berbentuk seperti baju koko, terdapat bukaan di tengah dengan lima kancing. Dipasangkan dengan celana batik, untuk acara khusus dikenal dengan thng-sa (baju panjang), sepanjang mata kaki. Hingga abad-20, Tionghoa di Indonesia masih menggunakan kostum tui-khim dan celana komprang (longgar) untuk sehari-hari.

Karena tui-khim dipakai oleh engkoh-engkoh (lelaki Cina) maka baju ini disebut baju engkoh-engkoh, kemudian di Indonesia dieja menjadi baju koko. Kemudian, sejak berdiri Tiong Hoa Hwe Koan (Perhimpunan Tionghoa modern pertama di Hindia Belanda), semakin banyak pria Cina yang diperbolehkan menggunakan pakaian Belanda, baju tui-khim, celana komprang dan thng-sa mulai ditinggalkan oleh orang Cina dan beralih gaya Eropa, kemeja, pantalon dan jas buka serta tutup.

Terkadang baju koko disamakan dengan baju takwa. Aslinya berbeda, baju takwa tidak diadopsi dari pakaian thui-kim, tapi hasil modifikasi baju Surjan (baju tradisional Jawa). Surjan adalah pakaian adat Jawa yang dipakai pria sehari-hari, biasa juga dipakai untuk menghadiri upacara resmi adat Jawa, dilengkapi blangkon dan bebetan. Asal nama Surjan dari kata Su dan ja, artinya nglungsur wonten jaja (meluncur dari dada), sehingga bentuk depan dan belakang panjang.

Sunan Kalijaga adalah yang pertama kali memodifikasi baju Surjan menjadi baju Takwa. Sunan Kalijaga tidak mengenakan jubah dan sorban, berpenampilan beda dari wali yang lain. Beliau merancang bajunya sendiri yang disebut baju takwa (baju jas model Jawa dengan kerah tegak dan lengan panjang).  Dengan cara seperti ini Sunan Kalijaga mengajarkan Islam tanpa menimbulkan penolakan ataupun konflik di masyarakat.

Dinamakan baju Takwa karena menyimbolkan hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Pada baju Takwa terdapat tiga kancing pada lehernya yang melambangkan Iman, Ikhsan dan Islam. Pada bahu kanan dan bahu kiri terdapat tiga kancing yang melambangkan dua kalimat syahadat. Enam kancing yang terdapat pada kedua lengan kiri dan kanan melambangkan rukun Iman, lima kancing depan melambangkan rukun Islam.

Kemudian, sejak orde baru berkuasa, Soeharto mempersempit ruang gerak Islam, termasuk simbol keislaman karena dianggap mengganggu kemapanan kekuasaan. Akan tetapi, setelah dekade 1990, berbagai unsur Islam mendapatkan kesempatan luas dalam struktur negara dan ruang publik, yang disebut politik akomodasi Islam. Salah satu dari akomodasi itu adalah akomodasi kultural(diterimanya ekspresi kultural Islam ke wilayah publik). Pemakaian jilbab, baju koko dan ucapan Assalamu’alaikum adalah contoh kultur yang diperbolehkan. Sehingga, baju koko menjadi kian masif, yang kemudian menjadi pakaian resmi beribadah. Saat lebaran pun baju koko menjadi komoditas yang menggiurkan. Tidak hanya digunakan untuk beribadah, tapi menjadi seragam sekolah setiap hari Jumat, terkadang juga digunakan sebagai seragam wajib pegawai negeri sipil.

Jadi, baju koko ialah modifikasi dari baju tui-khim orang Cina yang sekarang berkultur islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar